Ruang Bawah Tanah
Gelap, setelah pintu itu terbuka. Berdebu, penuh, dan langkah tak lagi meninggalkan jejak disana. Lorong yang begitu panjang, meninggalkan harum yang lama telah terlupa siapa yang pernah meninggalinya. Namun, entah keberanian macam apa yang rela kembali? Kali ini ditandai, oleh langkah telapak kaki dewasa. "Aku kembali". Langkah kaki itu nyata adanya, meninggalkan dejitan tanpa jeritan. Terasa tenang bagi yang mampu kembali. Sisa-sisa kisah yang tampak ragu seperti lolongan sepanjang malam. Tak ada kata takut, selain berharap berlalu demikian. Ada ruang disana. Maka, langkah itu terhenti. Ada kunci dalam genggamnya, ada tiga warna melekat ditiap gagang kunci itu. Putih, Hitam, dan Abu-abu. Mirip dengan daun pintu dihadapannya. Kali ini langkah kakinya mendekat pada pintu yang bercat putih itu. Maka pintu itu terbuka, pada satu ruang yang tetap gelap. Ada suara gelak tawa dan tangis disana, dia menunduk sejenak. Berjalan mendekati sebuah meja dengan ruang kosong bersih ...





