Sketsa Bunga Matahari

Begitu sulit mengatakan selamat untuk hidupmu. Aku yang tampak acuh, masih dalam proses mencari sembuh. Banyak kata-kata rindu yang selalu ingin kusampaikan setelah usainya kita saat itu. Tenanglah aku tidak berniat mengganggu kali ini, tulus hatiku hanya ingin berkata selamat atas hari spesialmu. Semoga segala cita-cita yang belum tercapai, akan tuhan kabulkan sekarang. Biar kau paham bahwa doa yang tulus dariku sampai pada semesta-Nya.

Semoga kau selalu baik, seperti tuturku kala terakhir perpisahan itu nyata untuk kita. Apakah kau sudah menemukan segala hal yang kau harap selama ini? Aku percaya kau akan menjadi hal yang paling didamba. Seperti saat kali pertama aku mengenalmu. Hari yang tampak cerah, semesta yang berpihak pada pertemuan kita, dan kesamaan akan latar hidup yang menambah asmara kala itu.
Jangan sakit, jangan pernah merasa sendiri, semua itu akan datang pada waktu yang tepat. Bahagiamu, kasihmu, dan jayamu akan datang segera. Meskipun aku tidak ada lagi disana, namun saat aku mendengar berhasilmu. Percayalah aku akan menjadi orang pertama yang menangis haru "Aku tau kau bisa untuk segalanya".

Aku ingin bercerita padamu, akhir-akhir ini aku menyanyikan lagu dengan iringan musik piano. Sekilas memang terdengar biasa, tapi aku ingat sorot matamu yang menyukai alat musik itu, tapi kecewa akan takdir bahwa orang-orang terkasihmu, yang membuatmu bermusik telah pergi selamanya. Terkadang aku iri, bahwa mereka selalu mendapatkan rasa teristimewa dihatimu meninggalkan aku sendiri dalam lamunan memaknai cinta sejati yang kuharap dulu datangnya darimu.



Kau ingat dimana kita berjalan dilorong saat itu? Sebuah toko musik memajang piano putih dan kau harap piano itu akan mengisi tempat tinggalmu. Lagi-lagi dulu kuharap rumah itu bisa menjadi kita, tapi nyatanya. Seperti aku yang tertawa saat aku menggodamu dan meyakinkan apakah kau bisa bermain dengan baik alat musik itu?

Saat dimana kau mengangguk, saat itu aku tahu bahwa aku tidak salah dalam menaruh hati. Seseorang yang berusaha sempurna dalam hidupnya dan kau berhasil membuatku terpukau.
Sejak saat adanya akhir itu, aku menyadari bahwa sisi terbaikmu akan sulit dipertemukan dengan diriku yang sungguh kosong dalam banyak hal.

Ruang-ruangku tampak dibiarkan kosong, sebab unggulku bukan apa yang menjadi dambamu. Aku yang beda, bukan apa yang dapat kau berikan senyuman tulus. Semua yang kujalani tidak pernah bisa membuatmu bahagia dalam memilikiku. Maka, kuputuskan untuk melangkah jauh darimu ketika tidak ada lagi jalan yang sama untuk kita.

Dalam persimpangan akan menemukan ego, disanalah kali pertama kita berhadapan. Saling melempar senyum, aku ingat itu. Harapan yang dahulu dibangun telah tergambar indah, tapi hanya sebatas sketsa hidup. Kubiarkan memenuhi ruangku yang kosong. Setidaknya ada gambar kau disana. Sengaja kuberi judul "segalanya", sebab segala hal yang kuharap menjadi sempurna dalam hidup ada dalam dirimu. 

Waktu terus menunjukan bahwa segalanya telah habis dan meninggalkan kenangan. Tiada kata buruk, kau tetap indah dengan makna bunga matahari. Begitu cinta yang pernah ingin aku tunjukan, bahwa aku pernah menjadi sosok yang hangat dikala kau mulai dingin akan melihat segalanya. Apapun yang berlalu, keyakinan ku yang telah mengenalmu. Kau tampak sempurna dengan hebatmu, aku mengagumimu dalam banyak hal. Namun, soal rasa dan masa yang akan datang. Orang yang akan kau cintai adalah seseorang hebat yang bersanding denganmu. Aku percaya itu, meskipun bukan aku lagi pemerannya.

Ku ucapkan, selamat atas hari jadimu.
Kau sosok luar biasa yang pernah mengenalku, menghabiskan waktu bersama, dan pernah saling berjuang.

Semoga kau baik-baik saja.
Bahagiamu akan menjadi alasan aku tenang dalam jiwa masa lalu. 

Komentar

Postingan Populer