Surat untuk Ayah
Ayah ini surat untukmu.
Bingung rasanya mulai dari mana aku akan membahas segalanya. Aku ingin menanyakan dulu, apa kabarmu? Semoga tuhan selalu memberikan engkau kesehatan ditengah usia senjamu, dan aku tau bahwa sakit itu semakin menjadi-jadi tiap harinya.
Seandainya saja, waktu terbaik mempertemukan aku dengan anakmu dalam hal yang jauh diinginkan takdir. Aku jauh ingin memeluknya setiap waktu, menghabiskan waktuku untuk menjagamu dan menjaga teman hidup yang selalu aku yakini, itu adalah salah satu anakmu yang membanggakan. Setidaknya juga bagi aku yang pernah tepat disampingnya.
Apa kabar juga dia, yah?
Dia pasti dalam keadaan kuat selalu bukan? Maaf aku belum pernah bisa menjadi yang paling dia harapkan. Bahkan sepertinya dia begitu amat salah paham tentangku. Yang aku tahu, aku begitu berusaha untuk kita kemarin. Sampai aku menyadari kita tidak akan pernah bisa menjadi baik kala kondisi yang buruk. Mungkin benar dialog dalam drama yang akhir-akhir ini aku lihat. Pada kenyataannya aku dan anakmu itu hanya mencintai ketika kondisi yang menyengkan tetapi tidak pernah bisa menghadapi keterbukaan dalam kesulitan. Saat itu aku tahu, aku tidak ingin membebani dan terlihat lemah dihadapan orang yang aku cintai.
Yah, begitu banyak yang ingin aku sampaikan tentang anakmu. Dulu, kupikir aku bisa melindunginya dan membantunya. Nyatanya aku malah membuatnya semakin buruk, yah. Kupikir semua baik-baik saja tapi ternyata semua hancur tanpa aku sadari. Sudah lebih dan saling menggores luka satu sama lain. Sampai akhirnya aku paham melepas untuk bebas satu sama lain adalah pilihan terbaik, yah. Karena aku tidak mampu membiarkan anakmu dalam penjara amarah selama ini.
Anakmu itu kuat kelihatannya, tapi hatinya yang lembut mudah merapalkan sakitnya. Aku tidak mampu mengerti banyak dan selalu dia coba sembunyikan dengan seribu kata diam. Tapi, kamu tahukan ayah? Keindahan tetap menjadi indah meskipun kini hancur. Kisahku dengan anakmu pernah mendapatkan indahnya. Bagaimana mampu aku selalu merasa beruntung sempat bersamanya? Dia sempat menghangatkan dan meyakini bahwa dunia bisa kita tempuh dengan baik karena cerita yang sama menjadi latar belakangan pemikiran untuk bersama.
Aku percaya seorang anak baik, hadir karena orang yang luar biasa sepertimu, yah. Begitu juga anak-anakmu yang lain. Yah, anakmu itu telah membuatku jatuh cinta dengan sosoknya. Dia dihadapanku seperti tidak ada yang kurang darinya, segalanya adalah alasan aku jatuh cinta padanya. Setiap saat bersamanya adalah suatu hal yang indah, meskipun terkadang aku merasa dia berkecil hati tentang kesedihan dan kegagalannya dulu. Sungguh, aku tidak ada kuasa merubah jalan cerita hidupnya agar pria yang kucintai itu selalu dijalan yang bahagia.
Aku ingat betul tentang celotehnya yang mahir dalam beberapa hal. Aku sangat menyukainya kala dia sibuk dengan pekerjaannya dan aku ada disana menemani kegelisahannya. Seakan khayalan dalam benak ini selalu bisa menjadi nyata, gambaran masa depan bersama dan mungkin keturunan karena cinta yang ada. Andai itu berlangsung lebih lama, dan perasaan anakmu nyata padaku. Aku yakin meskipun kegagalan atas kebersamaan kemarin, kelak dia akan menjadi sosok yang patut aku banggakan, bahwa aku pernah mengenalnya dan berbagi cerita dengan beberapa ganre favoritku.
Yah, sungguh.. aku ingin mengatakan untuk selalu kuat dan hidup lebih lama untuk anakmu. Aku ingin dia tetap dalam kebahagiaan selalu. Kau alasan terbesar, dan saudara lainnya adalah penguatnya. Aku ingin dia kembali tersenyum tanpa terganggu akan hidupku. Aku sangat menyayanginya. Tapi, mungkin salahnya soal waktu dan keadaan yang menghentikan segalanya. Sungguh aku tidak ingin terlihat lemah, saat itu kupastikan pergi untuknya. Aku tidak ingin menjadi beban terutama untuk orang yang paling aku banggakan.
Aku ingin jujur, bahwa sayap anakmu telah patah atas kepergian wanita yang paling dia cintai di jagat ini yah. Tolonglah jaga dia, ada untuknya selalu. Meskipun begitu banyak rindu tentangnya, sungguh aku tidak bisa berbuat banyak bahwa aku juga dalam kondisi lemah dalam mencintai. Tidak pernah sekalipun aku berpikir menggantinya tapi, aku sadar diri. Aku belum pantas untuknya, hidupku, duniaku, dan impianku. Aku tidak ingin membebaninya dalam prosesku. Aku hanya berpikir yah, barang kali tuhan menerima doaku kelak bisa bertemu kembali dengannya. Dengan jalan cerita kehidupan yang lebih baik lagi. Dimana dewasa dan keceriaan selamanya itu nyata untuk kita semua. Meskipun takdir bersama bukan doa utama lagi.
Sungguh yah, aku ingin kembali memeluknya seperti dulu. Pelukan dan hangat yang membuatku utuh, tapi itu mungkin serakahku sebagai manusia. Meskipun banyak cerita yang aku sembunyikan darinya untuk mempertahankan kami. Aku merindukan setiap ujaran dan celoteh milik aku dan anakmu. Tolong sampaikan salam rinduku untuknya yah.. karena bisa jadi hatinya yang sudah paling rapuh itu semakin tertutup dalam menemui bayangku.
Aku sadar jalan terbaik adalah mengikhlaskan keberadaannya yah, seperti kali terakhir aku bertemu dengannya. Saat langkahnya pergi menjauhi diriku untuk kembali berpisah. Meskipun temu itu sudah tidak ada. Aku masih menangis dengan apa yang terjadi. Tapi, prinsipnya dalam cinta adalah membiarkan pergi untuk bahagianya, yah. Tolong temani dia selalu.
Ingatkan dia juga bahwa tidak perlu berkecil hati atas dunia yang pernah dilaluinya. Dia berharga untuk orang yang cinta padanya. Temani dia sampai dia percaya bahwa dia adalah orang yang mampu menaklukkan ketakutan.
Aku ingin pamit.
Salam untuknya, Yah.
Aku yang pernah mencintainya.
Komentar
Posting Komentar