Be One
Suatu saat ada masa dimana aku ingin memperkenalkan dirinya dengan baik, pada semesta dan orang-orang terkasih ku. Aku memanggilnya "Be One", sebab aku ingin dirinya menjadi nomor satu dalam kisah cinta hidupku.
Menceritakan pertemuan kami yang tidak sengaja, menjadi bagian hal yang membuatku paham bahwa Tuhan selalu memiliki rencana terbaiknya. Aku mengenalnya tanpa berpikir bahwa dia akan menjadi Be One, seseorang yang ingin aku banggakan lewat doa dan kisah yang perlahan ku kirimkan menjadi sejarah terbaik. Setidaknya untukku.
Aku begitu sulit mengenal cinta dan segala hal wajar dalam menunjukan kasih sayang dalam hidupku. Aku pikir itu kelemahanku, yang tidak pernah bisa lebih baik dalam mengekspresikan hal-hal yang aku cinta dan banggakan.
Be One..
Panggilanku untuknya, dan berharap dia menjadi yang terakhir untukku. Seseorang yang sama sepertiku dalam beberapa hal, dan termasuk pada keegoisan. Aku terkekeh, bagaimana bisa kami sangat mirip dalam hal itu. Aku membencinya, yang kerap kali amarahnya melukaiku. Tapi, bukankah aku harus terus mempertahankannya? Aku harap itu cukup sekali. Ternyata itu sulit, dia tidak mendengarkan apa yang hendak aku sampaikan bahwa aku sangat ingin memeluknya demi ketenangan kami.
Hal-hal tentang cinta dan masa depan adalah kebahagiaan yang aku inginkan dengannya. Sejauh aku melangkah, dan aku yang hendak jatuh. Kupikir hanya dia yang bisa memberikan jalan keluar dan memperbaiki hatiku, bahwa hidup ini bisa kulalui tanpa cinta pertama. Namun, langsung berakhir pada keyakinan janji sejati.
Komentar
Posting Komentar