Benang Merah

Akhir-akhir ini aku lemah, mungkin setelah pertengkaran hebat kita. Saat dimana aku tahu, melepas satu sama lain adalah hal yang baik untuk keduanya. Seandainya saja, aku jadi kamu.. aku tidak akan mudah melepaskan kita yang sudah terlanjur. Setidaknya bagi hatiku.

Aku ingin bercerita padamu, aku ingin mengatakan bahwa sekarang air mata rindu itu sudah jatuh. Aku tidak tahu apakah itu akan selalu menjadi sia-sia untukku? Sejujurnya aku menunggu kesungguhanmu dalam cinta, bukan melepas dengan ikhlas. Aku benci hal itu.. aku tidak menyukai sisimu yang membuat aku harus pergi dan menyingkirkan kita lewat angin begitu saja.

Saat ini hujan, aku hanya termenung di dalam mobilku. Aku tahu sosokmu masih jadi nomor satu dalam lamunanku. Aku lirih merindu, aku ingin mengadu. Aku sakit sekarang. Meskipun aku mendengar berbagai ucapan dokter tentang kondisiku, tapi aku khawatir soal kita.

Jika saja kau tahu, aku hanya menunggu untukmu. Entah bagaimana takdir akan membawaku dan siapa masa depanku? Mungkinkah masih ada harapan diantara kita? Sekarang aku sedang menahan ribuan kata untukku ceritakan soal kita. Aku tidak tahu ini akan terjadi kelak atau hanya rencana yang akan gagal.

Kemarin, aku menemukan diriku yang tak sadarkan diri. Aku hilang sejenak dari semesta ini. Jasadku ada, jiwaku hilang sejenak. Kau harus tahu apa yang kulihat. 
Itu adalah jantung kita yang hampir menyatu.
Jantung yang terbuat dari emas itu nyatanya sudah dipenuhi benang merah yang semakin rapih dan banyak. 

Kuharap kamu mengerti makna benang merah seperti percintaan dan holistik jaman Jepang tentang belahan jiwa. 
Jantung emas itu adalah kasih kita, nyatanya makin erat. Bolehkah aku berpikir bahwa itu adalah rindu yang bertumpuk dan cinta yang tak terungkap kini? Aku ingin kau tahu cerita ini tapi aku sadar jarak telah menjadi penghalang besar untuk kita.  

Meskipun aku sudah tidak bisa membuka hati sebesar dulu untukmu, namun kau harus tau. Aku masih percaya bahwa takdir, benang merah tetap ada untuk kita. Kita akan bersama dimasa mendatang. Bisakah kau menerima dan memaklumi aku sebagai pendamping mu kelak?

Bisakah kau belajar bahwa tidak ada cinta sempurna? 
Aku percaya sempurna ada karena kita sederhana. Sesederhana kita saling memaklumi bukan saling menjauh mengikuti egoisme kita satu sama lain. Mendekatlah dan saling memaafkan, sekali lagi aku ingin memelukmu ketika aku sakit seperti sekarang.

Aku tidak ingin lemah, tetapi hidupku perlahan terasa sama bahwa hidup adalah soal kesepian. Tinggallah kamu untuk bahagia untukku yang sudah kehilanganmu.

Komentar

Postingan Populer