Pesan Memaklumi


Sayang, Masa gelisah itu adalah saat aku berpura-pura menjadi biasa saja tanpa melihatmu. Ketika saat dimana aku berpikir semua akan menemukan akhir tanpa sampai tujuan, tapi ternyata aku salah.

Mungkin sebentar lagi kita akan tetap bersama sampai tujuan dan saling menggenggam sekali lagi. Bisa jadi itu akan selamanya, jangan bosan. Sejauh apapun larimu, aku masih menemukan jejak yang kau tinggalkan hanya untuk yang teristimewa sepertiku. Bolehkah aku sepercaya diri ini dihadapanmu?

Dalam waktu-waktu sulit, kau akan bersikukuh dengan prinsipmu. Aku akan berjalan pada pendirianku. Serumit tanpa harus berterus terang, bahwa cinta akan kian tumbuh bersama kita yang terus melawan ragu.
Jangan khawatir, aku tetap sama akan pendirian cinta itu. Percayalah bahwa setia itu hanya untukku dalam menjaga kita. Sulit bagiku melukis cerita tanpa kamu memahami alur yang ingin aku bentuk. Bahkan seorang sutradara pun akan membenci imajiku dengan bagaimana aku tidak akan mengakhiri episodeku tanpamu.

Tujuan yang sebenernya sulit itu karena aku, tidak apa... sejalan dan sejauh kupikir yang paling sulit adalah mengubah rasa. Tidak akan terelakan bahwa cita-cita yang kita bangun akan hilang pada saat aku memilih pergi dan menunggu keajaiban memperbaiki keadaan dan membawamu yang akan mendekapku sekali lagi.

Kisah itu terlalu banyak terlontarnya kata maaf, dan menjadikanku buruk setiap saat. Kemana kita akan berlabu? Namun keyakinan sekali lagi milik kita yang istimewa. Sejenak ruangan ini akan membawaku berpikir sekali lagi, memperbaiki diriku dan memantaskan aku yang hendak terpilih sebagai takdir seseorang yang merindukanku.

Tunggu sejenak pada pikirku, semua akan berlarut. Yang buruk dari kita hanya soal waktu untuk memahami. Yang terbaik tentang kita adalah rasa yang tampak jelas pada garis merahnya takdir. Tidak ada yang berubah karena tempat pulang hanya diri kita yang terus saling melengkapi.
Sayang... Mungkin aku terlalu banyak khawatir dengan semua ini. Ketika semua yang aku harap seperti merpati yang hendak terbang tinggi namun sayap-sayapnya patah sebab ragu dalam mengatasi ketakutannya.

Berjalannya waktu untuk kita adalah tentang hilangnya hadir yang kunanti, tentang bagaimana menjelaskan tulus tanpa lagi mempertanyakan dan kesanggupan aku membahagiakan harapanmu? Aku takut berhenti dalam perjalanan, tapi genggamanmu dan pendirianmu sekali lagi menguatkan. Kekhawatiran lagi tentang rasa yang akan hilang seakan diingatkan kembali bahwa lebih banyak takdir yang akan mempersatukan kita. Tunggu jagat dan semesta menjalankan misinya sesuai skenario terbaik-Nya.

Memang benar itu tidak akan semudah apa yang diharap, tapi yang paling baik adalah tentang rencana kita dengan saling menyebut nama pada sang pencipta, untuk satu selamanya. Namun, sabarkanlah segalanya, terutama tentang aku.. Tunggu dulu, biarlah angin menghempasku pergi. Dan... akan membawaku kembali ketika pantas untukmu.

Terima kasih, bahwa kau mengajarkanku tentang cinta dan rahasia menuju kita...
Boo.

Komentar

Postingan Populer