Journey (2020)

Wah, aku ga sangka banget ya...bahwa dalam hitungan jam akan berganti tahun. Artinya, setahun hidupku juga berkurang dan diisi pengalaman luar biasa setiap saat dan tentunya setiap orang yang terlibat denganku. 

Aku mau ucapin terima kasih buat semua pelajaran yang bisa membuat hidupku wawas diri setiap saat ditahun 2020 ini. 

Tahun ini banyak hal yang terjadi, it's not just covid. Tapi, tahun ini penuh dengan perjalanan yang bahkan aku ga paham ada apa dibalik semua ini? Aku bersyukur tuhan selalu bersamaku. Aku kuat karena tuhan. Aku tahu itu. 

Awal tahun, jika aku kembali dimasa aku tidak bisa baik-baik saja dengan permasalahan dan perbedaan perspektif dengan orang tua menjadi beban tersendiri. Ego yang sama-sama keras membuat aku paham bahwa aku sudah mulai beranjak dewasa, tetapi aku tetap menjadi bayi atau anak kecil dihadapan kedua orang tua. 


Yang aku paham diatur itu bukan suatu hal yang benar-benar aku mau. Kadang menangis adalah penyelesaian terakhir untuk membuat segalanya baik-baik saja. 
Lagi, aku bersyukur bahwa menghadapi segalanya ada orang-orang hebat disisiku yang selalu mengingatkan bahwa "paham orang tua akan selalu berbeda dengan anaknya". 

Semua terjadi, sampai pada akhirnya aku harus mengerti bahwa pola pikir setiap orang berbeda, aku hanya harus perbanyak maklum dalam hidupku. Sebaik apapun pemikiran, orang tua akan benar menurutnya. Setelah melewati banyak hal aku bisa paham bahwa "ya, aku hanya harus mengikuti alurnya saja. Aku adalah tokoh dipanggung orang tuaku. Aku hanya harus paham apa yang diinginkan mereka. Dengan begitu, hidupku ya... Akan selamat". Sejujurnya aku tidak pernah menyesal dengan apa yang menjadi keputusan orang tuaku setiap saat dalam hidup. Karena, berkah itu nyata dari setiap tindakan mereka terhadapku.

Bertengkar, aku selalu berpikir apa yang tidak aku sukai adalah karena ada kesalahan dimataku. Lagi-lagi awal tahun ini membuat aku banyak mengalami kesalahpahaman antara aku dan insan yang membuatku berada di dunia ini. Aku mencintai mereka, tapi mereka tidak peka mengapa aku tidak menyukai orang itu yang menjadi bagian dari kami beberapa tahun belakangan ini? Tapi, waktu mendewasakanku dengan takdir tuhan setiap waktu. Suratan takdir tidak akan bisa diubah siapapun jika pemilik semesta sudah berkuasa dan bertindak. 

Tahun ini, menjadi titik balikku juga tentang "mencintai" dan "dicintai". Saat aku bertemu dengannya, aku berpikir telah dicintai dengan baik, tapi ternyata setelah mencintai tumbuh dalam hatiku, aku salah. Aku keliru, mungkin aku dalam sekejab bukan lagi apa-apa? Ya, setidaknya berakhir adalah satu-satunya jalan untuk kami. Aku benci ketika mengingat topik pembicaraan kita habis, dan seketika ada ruang kosong yang tidak bisa dihuni kembali. Baik untukmu ataupun untukku. Kita benar-benar kehilangan arah. Sesekali aku merasa tertipu dengan semuanya. Aku bodoh, aku jatuh, dan air mata sudah tidak ada lagi gunanya. Aku pamit beberapa kali untuk meninggalkan, dan ikhlas adalah cara dia melepaskanku saat itu. 

Berjalannya waktu aku bisa melupakan segalanya, sampai pada akhirnya aku teringat tentang seseorang yang memiliki frekuensi yang sama denganku. Aku berharap dia benar-benar baik, tapi itu hanya harapku. Tuhan enggan mengaminkan itu semua untukku. Beribu ucapan manis yang penuh kasih itu tidak ada lagi gunanya. Ketika aku paham ada masa lalu yang menjadi alasan dia hidup bahagia sampai saat ini meskipun kerinduan adalah hal utama diantara mereka. 

Aku termenung lagi, beberapa saat aku menyadari ada seseorang yang selalu menggangguku. Tapi, entah mengapa dia hilang. Dia kawan lamaku, aku tak paham padanya. Beberapa orang menyebut bahwa cintanya tak pernah berubah untukku. Sialnya, aku tidak pernah mengharapkan lebih dari dia. Meskipun begitu dia tidak pernah pergi dari sisiku. Dia selalu ada. Setidaknya itu yang kupahami ketika aku membutuhkan waktu rehat untuk segalanya. Aku selalu membalas pesannya yang terkadang aku sendiri membenci tingkahnya. Dan... Seketika dia hilang. Aku terpikirkan tentangnya untuk pertama kalinya. Dia kemana begitu aneh ditahun ini dia tidak mengajakku pergi untuk bertemu, mungkin dia sibuk? Mungkin dia sudah punya wanita yang bisa dia diterima. Aku bersyukur jika wanita itu bukan aku, karena aku menyukai dia sebagai karib bukan kasih.
Bulan berganti, dia hilang ditahun ini. Hilang untuk selama -lamanya. Aku merasa bersalah. Tapi, mengapa dia tidak memberi tahu bahwa kondisinya sudah separah itu? Aku tahu kabar kematiannya kala taburan bunga adalah salam terakhir darinya untukku. Aku harap dia baik-baik saja di surga. Sejujurnya aku merasa bersalah karena kubilang terakhir kali "selesaikan studimu, ketika ada kesempatan dan tugasku selesai. Kita pergi bersama-sama lagi". Dan... Dia memilih pergi selamanya dengan tenang. 

Untuk melupakan segalanya, aku bertekad ditahun ini memberikan terbaik dalam tugas akhir sebelum aku melepas almamater kampus. Betapa sialnya segala usaha pada akhirnya hanya mencapai usai yang belum sempat mengecap kata "klimaks", aku sedih tapi jika dipikirkan ulang mungkin ini yang terbaik bagi beberapa orang. Bukan aku, setidaknya tuhan menolong dengan caraNya. 


Tahun ini juga begitu banyak aku belajar tentang hidup yang terus berproses. Setiap orang akan memilih jalannya masing-masing. Tidak ada lagi kata mendalam ketika tujuan hidup sudah berbeda satu sama lain. Akupun berusaha belajar bagaimana menjadi pemaaf dalam segala hal yang terjadi didalam dunia sosialku. Aku paham bahwa mungkin pribadiku buruk, tapi tidak seharunya selalu dibicarakan ketika aku berbeda dalam memandang apapun. Sampai akhirnya aku berpikir, orang yang sampai saat ini ada disekitarku adalah dia yang benar-benar menganggap aku suatu hal yang penting dihidup mereka akupun mengapresiasi itu dan selalu mengucapkan terima kasih banyak menjadi alasan aku semangat hidup sampai saat ini. 
Aku juga bersikeras membangun bahwa mereka yang pergi tidak menginginkan aku menjadi bagian dari dunia sosial mereka. Maka, ku cukupkan untuk segalanya. Hiduplah dengan baik, terima kasih kita telah mengenal meskipun singkat. Aku belajar dari segalanya.

Pertengahan tahun, aku mendapatkan bayaran besar dari balas dendam yang terbaik dengan ikhlas dan setidaknya bisa menolong secara tidak langsung dalam kehidupan seseorang. Tapi, entah kenapa aku sering tersenyum sinis asal mengingatnya. 

Waktu terus berjalan dan berlanjut, mimpiku tentang bekerja mulai pupus. Cita, harapan, dan rencana hancur karena keadaan. Aku paham itu, tapi ah sudahlah. Aku ikhlas saja. Mungkin belum saatnya aku mengepakan sayapku untuk masa depan pribadiku. 

Akhir tahun, menjadi penutup terbaikku. Aku belajar banyak tentang kehidupan yang juga menembus lorong kehidupan lain. Ada hal lain rencana tuhan tentang hidupku dengan seluruh keluargaku. Aku bangga akan hal itu, dengan hal seperti apa yang aku alami. Aku semakin menyadari pentingnya dekat dengan tuhan untuk kelancaran hidupku. Aku ikhlas menjalankan segalanya. Dan.. Luar biasanya aku bertemu dengan orang-orang diluar ekspektasiku dalam hidup. Banyak cerita lain yang bisa lebih kudengarkan, pelan-pelan aku belajar bahwa semua orang punya sisi kelamnya masing-masing. Punya cerita yang pilu menjadikan mereka hebat sampai hari ini. 

Jadi, dengan tulisanku ini. Aku ingin mengucapkan selamat tinggal untuk tahun 2020. Terima kasih banyak atas pelajaran yang mendewasakan aku, menambah pandanganku, dan membuat aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Dan.. Yang terpenting orang-orang yang terlibat denganku dari awal tahun hingga akhir tahun 2020. Aku ucapkan terima kasih pengalaman dan pelajaran yang kalian dengan suka rela memberikannya kepadaku. Ohh ya, aku harap kalian selalu dalam keadaan sehat ya. Jangan lupa terus tersenyum terutama memulai tahun 2021.


Komentar

Postingan Populer